Project
Luar Kelas
Character
Building Agama
MELAKUKAN KEGIATAN – KEGIATAN
KEMANUSIAAN
Agama dan Sekularisme Menurut
Para Tokoh Agama
Identitas Kelompok
Nim
|
Nama
|
Jabatan (ketua,
sekertaris, anggota)
|
2001588835
|
Bagus Aji Wicaksono
|
Ketua
|
2001544751
|
Nurin
Khairana
|
Sekretaris
|
1901533305
|
Muhammad
Ja'far Syauqillah
|
Anggota
|
2001595563
|
Steven
Maria Angelus Nurak
|
Anggota
|
2001564305
|
Tania
Fenella Tandil
|
Anggota
|
Kelas
|
LA33
|
BINUS UNIVERSITY
2017
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL/LAPORAN
AKHIR
Project Luar Kelas Character Building Agama
1.
|
Judul Project
|
:
|
Agama dan Sekularisme Menurut Para Tokoh Agama
|
2
|
Lokasi Project
|
:
|
Tempat ibadah seperti Gereja, Masjid, dan Vihara
|
3
|
Kelompok target
kegiatan
|
:
|
Tokoh agama
|
4.
|
Nama Anggota
Kelompok
|
:
|
|
1.
|
:
|
Bagus Aji
Wicaksono
|
|
2.
|
:
|
Muhammad
Ja’far Syauqillah
|
|
3.
|
:
|
Nurin
Khairana
|
|
4.
5.
|
:
:
|
Steven
Maria Angelus Nurak
Tania Fenella
Tandil
|
|
5
|
Mata Kuliah
|
:
|
Character
Building Agama
|
6
|
Kelas
|
:
|
LA33
|
7.
|
Dosen
|
:
|
Frederikus Fios
|
Jakarta,…………………………..
Mengetahui
(Frederikus
Fios)
Dosen CB Agama
|
Ketua Kelompok
(Bagus Aji Wicaksono)
(Ketua Kelompok)
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Agama merupakan orientasi/visi
dasar bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku sebagai mahluk yang mengakui
asistensi Tuhan dalam realitas kehidupan. Agama menjadi sumber ajaran moral
bagi para penganutnya, sehingga, semua agama mengajarkan kebaikan, berbuat
baik, sesuai dengan peraturan, norma-norma dan adat kebiasaan yang telah
diajarkan secara turun temurun. Agama juga merupakan kebutuhan spiritual
manusia yang perlu dipenuhi.
Di masa kini, pemikiran spiritual sudah mulai
dipisahkan dengan ilmu pengetahuan sains. Contohnya adalah Charles Darwin yang
mencetuskan teori evolusi manusia. Hal ini dianggap bertentangan dengan ajaran
agama, sehingga beberapa tokoh agama merasa bahwa hal ini tidak dapat
diterima.Kemudian, beberapa ilmuwan menyuarakan asums bahwa ilmu pengetahuan
harus dipisahkan dari ilmu agama. Pemikiran-pemikiran tersebut semakin
berkembang di masyarakat barat, yaitu terminologi sekularisme.
KBBI memaknai Sekularisme sebagai
duniawi kebendaan atau bukan bersifat kerohanian atau kebendaan. Kata sekularisme berasal dari bahasa latin
‘saeculum’ yang berarti masa kini atau generasi sekarang. Sehingga, sekularisme
merupakan ideologi keduniawian yang tertutup dan mau melepaskan diri dari agama
atau menolak adanya kehidupan lain di luar agama. Kecenderungan untuk
mengutamakan system-sistem filsafat politik dan sosial yang menolak tegas
bentuk-bentuk iman keagamaan dan praktik-praktik ritual peribadatan agama.
Dampaknya adalah aktivitas politik, ekonomi, sosial, dan pendidikan harus dilakukan
tanpa disadarkan dengan nilai-nilai agama.Sekularisme juga merupakan sebuah
tantangan bagi para penganut agama, yang merasa bahwa pengkhayatan agama dan
iman di masyrakat saat ini sudah mulai menurun. Hal ini ditandai dengan
perilaku masyarakat yang tidak memperdulikan lagi kebutuhan beribadah.
Ceramah/khotbah di tempat-tempat
ibadah pun tidak dianggap oleh masyarakat, membuat para tokoh agama bingung
menghadapi aliran sekularisme yang semakin berkembang menyesuaikan dengan
jaman.
Dengan ini kami melakukan
wawancara kepada tokoh agama untuk menanggapi aliran sekularisme ini. Karena
semakin berkembangnya jaman, pemikiran ini sudah mulai diresapi masyarakat.
Dengan melakukan wawancara ini, membuat kita akan semakin terbuka wawasan agama
serta membuat sadar pentingnya agama dalam kehidupan kita.
1. PERMASALAHAN
Saat ini Indonesia sudah mulai
mengalami krisis kepercayaan terhadap agama, masyrakat mulai mengabaikan
nilai-nilai keagamaan, dengan bertindak sesuai logika yang dianutnya. Hal ini
membuat para penganut agama mulai tidak memercayai apa yang telah ia yakini
selama ini.
2. RENCANA KEGIATAN
Kami akan melaksanakan wawancara
kepada beberapa tokoh agama, diantaranya adalah ustad, pastor, dan bhikku
BAB II
METODE KEGIATAN
Dalam kegiatan ini kami
akan memberikan pertanyaan berupa:
1. Bagaimana sudut pandang agama
anda* terhadap sekularisme?
2. Apakah pemahaman sekularisme
bertentangan dengan ajaran agama?
3. Apa makna sekularisme menurut
anda?
4. Apakah Negara sekularis bisa
menjaga moral masyarakat tanpa pendidikan agama?
5. Apa tantangan anda, sebagai tokoh
agama/ orang yang mengajarkan keagamaan terhadap kondisi masyarakat sekularis?
6. Bagaimana cara anda menghadapi
tantangan dari sekularisme?
BAB III
KONSEP
Konsep yang kami berikan dalam
kegiatan ini seperti dalam pancasila sila pertama
Sila pertama berbunyi “ ketuhanan
yang maha esa”
Dari sila ini kami menunjukan
bahwa setiap individu membutuhkan kebutuhan spiritual yakni kepercayaan. Dan
masyarakat saat ini sudah mulai tidak mementingkan urusan beribadah, sehingga
dengan melakukan wawancara ini, masyarakat mulai memahami kembali konsep
kepercayaan pada diri mereka.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam kegiatan ini kami akan mewawancarai tokoh-tokoh
agama dari beberapa tempat ibadah, seperti Vihara, Gereja, dan masjid
Disini kami akan menanyakan
topic-topik mengenai sekularisme kepada para tokoh agama tersebut.
Kegiatan ini akan
dilaksanakan tiga kali, pada
1.
Hari/tanggal : Jum’at,
6 Oktober 2017
Lokasi : Vihara
Ekayana
Alamat :
Jalan Mangga II No. 8, Tanjung Duren Barat,
RT.8/RW.8, Duri Kepa, Kebon Jeruk, RT.8/RW.8, Duri Kepa, Kb. Jeruk, Kota
Jakarta Barat.
2.
Hari/tanggal : Senin, 9 Oktober 2017
Lokasi : Masjid Istiqlal
Alamat :
Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Sawah Besar,
Kota Jakarta Pusat
3.
Hari/tanggal : Rabu, 11 Oktober 2017
Lokasi : Gereja Bunda Karmel
Alamat : Jl. Karmel Raya No.2, RT.2/RW.4, Kb. Jeruk, Kota Jakarta
Barat
BAB
V
HASIL
KEGIATAN
Pada hari Jumat, 06 Oktober 2017 kami melakukan wawancara di Vihara Ekayana.
1.
Wawancara Tokoh Agama Budha
bersama Bhante Nyanagupta
P1. :
Menurut anda, bagaimana sudut pandang agama Budha terhadap sudut pandang
sekularisme? Apakah bertentangan atau berkaitan?
Jawab :
Umumnya orang menganggap sekularisme itu hubungan agamadan hubungan duniawi itu
harus dipisah, ya kan? Hubungan agama dan hubungan duniawi harus dipisah. Agama
Buddha menghargai semua pandangan. Secara prinsip, agama Buddha membagi
kebenaran (dharma) menjadi 2, yang satu kebenaran secara absolut (kebenaran
mutlak), seperti jalan kebebasan, dan kebenaran yang non absolut (dharma yang
masih bisa berubah), seperti hukum Negara, prinsip-prinsip, termasuk
pandangan-pandangan seperti liberalism, sekularisme, dan lain sebagainya. Jadi
dalam prinsip agama Buddha tidak menganggap itu benar atau salah, semuanya
memiliki nilai-nilai kebenaran yang tidak mutlak. Kami melihat ini sebagai
kebenaran tidak mutlak karena kebenaran ini hanya berlaku pada
kelompok-kelompoknya. Menurut Saya sendiri secara prakter keagamaan sekularisme
tidak dapat kita pisahkan dengan begitu jelas, tetapi secara pribadi saya tidak
menolak konteks sekularisme tertentu, yang tidak secara murni memisahkan antara
duniawi dan agama. Tetapi dalam urusan hukum atau kenegaraan itu berbeda. Dapat
di liat sendiri dari hukum di Indonesia, Indonesia bukanlah Negara agama, tapi Indonesia
juga tidak murni sekuler. Urusan memperlakukan Negara tidak sama dengan
memperlakukan agama. Indonesia sekuler tapi tidak murni sekuler, karena itu
aturan yang ada juga tidak menentang agama, tapi tidak berbasis agama.
P2 : Apa makna sekularisme
menurut anda?
Jawab : Seperti yang sudah saya jawab pada
pertanyaan sebelumnya, menurut agama Buddha pandangan sekularisme termasuk
kedalam salah satu prinsip agama Buddha, Dharma yang non absolut (kebenaran
yang tidak mutlak), dan agama Buddha tetap menghargai semua pandangan yang
berbeda-beda.
P3 : Adakah kaitan antara
sekularisme dengan nilai-nilai moral
Jawab : Ada, Kita tidak bisa menganggap
Negara yang menganut sekularisme itu tidak bagus, karena pada kenyataanya
banyak juga Negara yang menganut sekularisme yang maju-maju dan masyarakatnya
juga taat hukum, karena hukumnya jelas, aturannya jelas. Kita ambil salah satu
contohnya Negara yang menganut sekularisme, Denmark misalnya atau Scandinavia,
pendidikannya bagus, jaminan sosialnya bagus. Karena itu kita tidak bisa bilang
paham sekularisme itu jelek, paham sekularisme itu bisa ada bagusnya juga.
P4 : Apakah tantangan para pengajar agama terhadap kondisi
masyarakat yang sekularis? Jawab : Saya pernah ke Prancis, Prancis adalah
Negara yang lebih ke paham sekuler, yang saya lihat adalah masyarakat eropa
kelihatannya tidak terlalu agamis mereka lebih banyak yang menekankan ke hukum.
Dimana nilai, norma dan etika juga tetap dijaga. Oleh karena itu tantangannya
adalah bagaimana pengajar agama dapat menawarkan solusi untuk mengatasi kondisi
mereka secara batin dan mental, mencari tau apa yang mereka butuhkan.
Tantangannya adalah bagaimana cara memberitau bagaimana agama dapat memperbaik
kondisi kehidupan mereka.
P5 :
Apakah sekularisme melindungi
agama?
Jawab : Menurut saya iya, saya ambil contohnya
Negara Jepang. Jepang merupakan Negara yang menganut paham sekuler. Tadinya
sebelum perang dunia ke-II jepang merupakan Negara agamis, tapi setelah itu dia
dipaksa menjadi Negara sekuler. Orang yang diangkat menjadi kaisar dulunya
dipercaya sebagai perwakilan dari dewa matahari, perwakilan dari tuhan di
dunia. Tidak sedikit juga Negara agamis lain pada zaman dulu yang menganggap
kaisar, raja ataupun pemimpin Negara mereka sebagai utusan dari tuhan. Tapi
banyak juga yang akhirnya menjadi sekuler. Sekarang di jepang aliran agama yang
tercatat ribuan. Asalkan agama yang ada tidak melanggar aturan yang ada.
Amerika juga begitu, lihat berapa banyak agama yang ada. Jika ingin membuat
agama sendiri dengan sekumpulan orang pun bisa, ini bisa di bilang sebagai efek
negative. Orang bisa mendirikan agama sendiri dan itu diperbolehkan, karena dia
menjamin hak asasi setiap orang. Masing-masing agama bisa melakukan praktek
agamanya sendiri asal tidak melanggar aturan yang berlaku, dan menurut saya
pribadi ini fair, ini bagus. Di Jepang beberapa belas tahun yang lalu, ada
sekelompok kecil orang yang membentuk agama yang menggabungkan Hindu, Shiwa
dengan Shinto dan melakukan gerakan-gerakan seperti pemboman, menyebarkan gas
beracun dan lain sebagainya akhirnya pemimpin agama mereka pun ditangkap.
Tetapi sekarang agamanya pun masih ada, jadi asalkan tidak melanggar aturan
yang ada sekularisme melindungi agama.
P6 :
Menurut ajaran agama anda, apakah Negara boleh memisahkan antara urusan agama
dan Negara? Jawab : Menurut ajaran agama Buddha boleh.
Pada hari Senin, 9 Oktober 2017 kami melakukan wawancara di Masjid Istiqlal
3. Wawancara Tokoh Agama Islam bersama Ustad Ahmad Husni
Ismail
Pada hari Senin, 9 Oktober 2017 kami
bersama menuju Masjid Istiqlal bersama
Rombongan kelas kami. Didalam kami
disambut dengan ramah oleh
pengurus
Masjid Istiqlal dan langsung diarahkan
ke sebuah ruangan para ustad.
Wawancara kelompok kami sempat
tertunda, dikarenakan para pengurus
dan para Ustad akan melaksanakan shalat
dzuhur, setelah shalat, kami
melanjutkan sesi wawancara.
Awalnya kami diarahkan
untuk wawancara dengan Ustad
Ibrahim, tapi setelah mengetahui topik
kami, ia menyarankan untuk membahas
topic tersebut dengan imam besar
masjid istiqlal, yaitu Ustad Ahmad
Husni Ismail.
Setelah menunggu hampir 30 menit,
kami akhirnya bertemu dengan
beliau.
Lalu kami pun melaksanakan sesi
wawancara.
Pertanyaan
P1. : Menurut anda,
bagaimana sudut
pandang agama islam terhadap sudut
pandang sekularisme? Apakah
bertentangan atau berkaitan?
Jawab : saling terkait satu sama lain, karena agama
itu ada untuk mengatur kehidupan dunia. Menurut sudut pandang islam adalah keterkaitan
dan tanggung jawab terhadap dunia yg akan datang ( akhirat). Islam tidak
mengenal perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab, karena perilaku di dunia
itu akan bertanggungjawab dengan keagamaan dan dunia akhirat.
P2 : Apa makna sekularisme menurut anda?
Jawab : Sekularisme adalah pemisahan dunia dari agama.
Sedangkan segala perilaku keduniawian diatur oleh agama. ( dalam islam) itu,
ada pertanggungjawaban di akhirat. Islam tidak mengenal sekularisme.
Sekularisme bertentangan islam.
Sekularisme itu memisahkan perilaku duniawi
dengan pertanggungjawab kepada akhirat.
P3 : Adakah kaitan antara sekularisme
dengan nilai-nilai moral?
Jawab : tentu. Pemahaman keagamaan sangat berkaitan
dengan moral. Orang yg mendekatkan keyakinan pda nilai-nilai keagamaan, ia akan
menunjukan perilaku sesuai dengan norma-norma keagamaan. Ketika tidak
melaksanakan, ia akan menganut perilaku yg menurut saya bebas nilai. Bebas
nilai keagamaan, ia akan hidup tanpa nilai, tanpa norma, ia akan hidup sebebas
bebasnya, sesuai kemauannya, dorongan lingkungan.
P4 : Apakah tantangan para pengajar agama terhadap kondisi
masyarakat yang sekularis?
Jawab :
dalam teks suci, dinyatakan tidak ada paksaan dalam memeluk agama, karena sudah
jelas yang benar dan bathil Mana yang keyakinan yang harus dianut, yang akan
memberikan kebahagiaan jangka pendek dan panjang. akan memberi dampak kepada itu semua. Karena
itu agama yang sesuai dengan yg berasal dari tuhan, mengajarkan kebaikan hakiki
yang harus dianut. Itu terdapat pada agama itu sendiri. Ketika orang itu
menjauh, menjauh dari agama, ia akan merasakan keburukan, kesengsaraan,
berperilaku tidak bijak dengan perilaku keagamaan, keburukan, dampak-dampak
buruk dari kebebasan yang ia anut.
P5 : apakah sekuarisme melindungi
agama?
Jawab : dilihat dari pola yang diinginkan, tentu
sekularisme itu berkeinginan memisahkan diri dari perilaku dari pemahaman
keagamaan. Sehingga keberadaan sekularisme mengancaman keberadaan agama. Tpi
juga mengancam kemasyahatan kemanusiaan secara umum. Akrena kebenaran yang
dianut itu kebenaran yang dangkal. Kebenaran yang tidak menjamin kebahagiaan
umat manusia dalam kehidupan dunia.
Kebenaran yang mereka idam-idamkan atau
diinginkannya itu jauh dari yang apa mereka harapkan. Apabila kehidupan tidak
diatur dengan aturan keagamaan, tentu agama-agama itu menganut prinsip
universal kebahagiaan yang diharapkan oleh seluruh umat manusia keduniaannya
itu, tentu mereka akan mengantarkan manusia dalam kesengsaraan itu. Sehingga
agamalah yang akan menjamin kebahagiaan manusia di dunia dan dunia setelah
dunia, (akhirat) atau kehidupan setelah kematian. Bisa dilihat kehidupan
bebas yang dianut oleh pemikiran bebas
tadi. kemungkinan Orang-orang yg menjauhkan aturan aturan keagamaan
tertentu,menurut mereka dalam jangka
pendek saja sudah tentu apa yang mereka
anut itu adalah hal yang buruk. Manusia bisa hidup sebebasnya seperti binatang
yang tanpa aturan main.
P6 : agama boleh memisahkan urusan
agama dengan urusan Negara?
Jawab : kita berkeyakinan bahwa, nilai-nilai
yang diusung oleh semua agama, aka nada nilai nilai universal. Nilai-nilai
universal itu yang menjadi rumusan Negara, rumusan masing-masing yang disetujui
semua agama. Untuk mengatur kehidupan bersama masing-masing umat beragama.
Pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 di Gereja Bunda Karmel.
2. Wawancara Tokoh Agama Kristen
Pada hari Rabu 11 Oktober 2017, kami,
kelompok Sembilan, melaksanakan wawancara
Bersama Romo Andreas Yudhi Wiyadi O. Cam.
Tidak hanya kelompok kami yang melaksanan
wawancara tetapi ada kelompok lain juga yang
melakukan wawancara secara bersamaan.
Kesulitannya, kelompok kami harus menunggu
kelompok lain selesai bertanya karena bergiliran.
Pertanyaan
P1. : Menurut anda, bagaimana sudut
pandang agama kristen terhadap sudut
pandang sekularisme?
Apakah bertentangan atau berkaitan?
Jawab : Sekularisme itu adalah suatu
paham yang mengajak, untuk lepas
dari agama.
Prinsip – prinsip dunia harus dilaksanakan
sebagai prinsip dunia. Tidak boleh di
campur aduk.
P2 : Apa makna sekularisme menurut
anda?
Jawab : Sekularisme adalah suatu paham
yang menerapkan paham itu saja,
kalau
sudah urusan dunia, urusan dunia saja.
Dan gereja mengajak umatnya untuk
seimbang
dengan urusan agama dan dunia. Karena
sekularisme nanti jatuhnhya akan
menjadi atheisme.
P3 : Adakah kaitan antara sekularisme
dengan nilai-nilai moral?
Jawab : Sekularisme mempunyai pijakan
sendiri – sendiri, untuk itu gereja harus
memulai membuka diri terhadap hal
tersebut. Kalau tidak, orang akan sibuk
mengurusi diri nya sendiri, tidak ada
kerjasama antara masyarakat.
P4 : Apakah tantangan para pengajar agama terhadap kondisi masyarakat yang sekularis?
Jawab : Tantangan terberat bagi saya yang saya temui adalah banyak orang tidaksanggup menerima kabar baik dalam arti mereka mempunyai ideologi dan paham yang menurut mereka lebih baik, dan itu
menjadi sulit bagi saya untuk
menyampaikan ajaran - ajaran agama yang
benar.
P5 : apakah sekuarisme melindungi
agama?
Jawab : Sekularisme tidak melindungi
agama, justru malah akan menyerang
agama.
P6 : Menurut ajaran agama anda, apakah Negara boleh memisahkan antara urusan agama dan Negara? Jawab : Justru kami mendukung urusan agama diselesaikan secara agama, dan urusan dunia diselesaikan dengan urusan dunia, sesuai dengan kaidah – kaidahnya yang ada.
No
|
NIM
|
Nama
|
Rapat I
|
Survey
|
Wawancara I
|
Wawancara II
|
Wawancara III
|
1.
|
2001588835
|
Bagus Aji Wicaksono
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
2.
|
2001544751
|
Nurin Khairana
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
3.
|
1901533305
|
Muhammad Ja'far Syauqillah | Hadir
|
Tidak hadir
|
Tidak hadir
|
Tidak hadir
|
Hadir
|
4.
|
2001595563
|
Steven Maria Angelus Nurak
|
Tidak hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
5.
|
2001564305
|
Tania Fenella Tandil
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
Hadir
|
BAB VI
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam
kegiatan ini adalah Pemahaman
mengenai agama dan perkembangan ilmu pengetahuan sama penting, tetapi
masing-masing individu harus dapat menyeimbangkan kedua hal ini. Karena pada
hakekatnya semua agama mengajarkan kebaikan.
2. SARAN
Pendidikan agama harus dilakukan sedini
mungkin, ajarilah orang-orang terdekatmu untuk mengamalkan nilai-nilai agama
dalam kehidupannya sehari-hari.
3. REFLEKSI
Dari kegiatan ini kami
sadar bahwa pendidikan itu adalah hal yang
terpenting dalam kehidupan kita, khususnya pendidikanagama . Kami sadar bahwa kami juga mempunyai kewajiban
untuk memaknai dan
memahami sedalam-dalamnya agama yang dianut, serta saling menjaga toleransi
antar agama. Karena perbedaan tersebutlah yang menciptakan keharmonisan.
BAB VII
Lampiran
Komentar
Posting Komentar